PERAN KEDUDUKAN MAHASISWA DALAM KEHIDUPAN KAMPUS DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT
Kekhasan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa,
yaitu intelektual muda yang berarti mahasiswa adalah pemuda yang
berpengetahuan dengan intelektualitas yang dapat diandalkan, kelompok
penekan (Pressure Group) yang berarti mahasiswa memiliki
kekuatan untuk menekan suatu hal atau pemerintah untuk mengeluarkan
kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat, sebagai agen pembaharu (Agent of Change)
inilah fungsi terpenting dari mahasiswa, yaitu mengeluarkan aspirasi
dan ide-ide hebatnya untuk melahirkan suatu sistem pemikiran baru yang
berdampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu,
peran yang tidak kalah pentingnya adalah kedudukan mahasiswa sebagai
moral force bagi masyarakat yang telah ditunjukkan sejak zaman
perjuangan kemerdekaan dengan lahirnya organisasi kepemudaan seperti
Budi Utomo, Jong Java, dan lain-lain.
Kedudukan khas yang ditempati oleh mahasiswa dalam lingkungan masyarakat inilah yang selalu menjadi topik pembahasan yang menarik karena setiap masyarakat selalu menanti peran real dari mahasiswa untuk mengukuhkan kedudukan khas tersebut serta perwujudan dari ucapan Hasan Al Banna Gelora pemuda adalah romantisme perjuangan.Gelora mahasiswa adalah romantisme perjuangan, merupakan kalimat yang maknanya dapat mencangkup seluruh peran mahasiswa dalam kehidupan kampus, di mana gelora tersebut dibutuhkan untuk memperjuangkan kedudukan kampus dan perannya bagi bangsa. Menurut Afif dalam karya ilmiahnya yang berjudul “ Peran Mahasiswa dalam Mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi” disebutkan bahwa perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan terakhir dari hirarki pendidikan formal yang mempunyai tiga misi yang diemban yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tiga misi yang diembankannya tersebut bukanlah misi yang ringan untuk direalisasikan. Misi pendidikan di Perguruan Tinggi merupakan proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya, agar dengan demikian proses alih generasi juga diikuti dengan proses alih ilmu pengetahuan dalam arti luas. Kemudian untuk menghindari stagnasi ilmu pengetahuan yang berorientasi pada tuntutan zaman, maka dalam proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan tersebut membutuhkan pengembangan konsep atau teori ke arah konsep yang lebih baik. Usaha pengembangan teori atau konsep dilaksanakan secara sistematis dan melalui prosedur ilmiah, kegiatan ini disebut penelitian. Hasil dari seluruh kegiatan pewarisan pengetahuan yang diikuti dengan pengembangan konsep yang lebih up to date digunakan sebagai alat dan bekal untuk melaksanakan misi terakhir yaitu pengabdian masyarakat.
Kedudukan khas yang ditempati oleh mahasiswa dalam lingkungan masyarakat inilah yang selalu menjadi topik pembahasan yang menarik karena setiap masyarakat selalu menanti peran real dari mahasiswa untuk mengukuhkan kedudukan khas tersebut serta perwujudan dari ucapan Hasan Al Banna Gelora pemuda adalah romantisme perjuangan.Gelora mahasiswa adalah romantisme perjuangan, merupakan kalimat yang maknanya dapat mencangkup seluruh peran mahasiswa dalam kehidupan kampus, di mana gelora tersebut dibutuhkan untuk memperjuangkan kedudukan kampus dan perannya bagi bangsa. Menurut Afif dalam karya ilmiahnya yang berjudul “ Peran Mahasiswa dalam Mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi” disebutkan bahwa perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan terakhir dari hirarki pendidikan formal yang mempunyai tiga misi yang diemban yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tiga misi yang diembankannya tersebut bukanlah misi yang ringan untuk direalisasikan. Misi pendidikan di Perguruan Tinggi merupakan proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya, agar dengan demikian proses alih generasi juga diikuti dengan proses alih ilmu pengetahuan dalam arti luas. Kemudian untuk menghindari stagnasi ilmu pengetahuan yang berorientasi pada tuntutan zaman, maka dalam proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan tersebut membutuhkan pengembangan konsep atau teori ke arah konsep yang lebih baik. Usaha pengembangan teori atau konsep dilaksanakan secara sistematis dan melalui prosedur ilmiah, kegiatan ini disebut penelitian. Hasil dari seluruh kegiatan pewarisan pengetahuan yang diikuti dengan pengembangan konsep yang lebih up to date digunakan sebagai alat dan bekal untuk melaksanakan misi terakhir yaitu pengabdian masyarakat.
Mahasiswa
sebagai bagian dari masyarakat tentu saja memiliki andil di dalamnya
tak terkecuali dalam lingkungan mereka sendiri. Sebagai seorang yang
terpelajar, kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan suatu ‘angin
segar’ di masyarakat. Secara definitif, mahasiswa memperoleh predikat
yang istimewa dimata masyarakat karena dalam keistimewaan tersebut
terdapat suatu harapan yang nantinya mampu mengubah keadaan menjadi
lebih baik dan mampu mengisi lapisan pemimpin mahasiswa mempunyai dua
peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, mahasiswa sebagai
manager dan kedua mahasiswa sebagai pencetus gagasan. Peran yang pertama
lebih berorientasi pada tindakan, yaitu lebih menekankan bagaimana
untuk menyelesaikan masalah sehingga peran ini lebih memerlukan bekal
keilmuan yang menunjang penyelesaian masalah dalam suatu bidang
ilmu-ilmu managemen yang bersifat teknokrasi. Dan peran kedua lebih
berorientasi pada kegiatan pemikiran, yaitu lebih pada kerja “asah otak”
untuk melahirkan kemungkinan alternatif dalam suatu permasalahan
sehingga dalam prakteknya peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang
mengutamakan kontemplasi. Seperti halnya melakukan berbagai kegiatan
baik mengenai masalah lingkungkan maupun sosial, yang terdapat di
masyarakat guna menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi bagi
masyarakat itu sendiri. Misalnya saja dalam hal lingkungan, para
mahasiswa, tak terkecuali mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota
dapat turut ambil bagian guna menata atau bahkan menambah nilai
estetika lingkungan mereka.
Seperti misalnya saat ada kegiatan membuat
Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) para mahasiswa dapat menyumbangkan
kontribusinya dengan membuat PKM di bidang pengabdian masyarakat dengan
cara meneliti suatu lingkungan yang mungkin masih kurang kesadarannya
akan lingkungan mereka sehingga membiarkan rumah-rumah yang ada di
sekitar mereka gersang dan membangun semua tanah yang mereka miliki
tanpa menyisakan lahan sebagai resapan air ataupun taman . Hal itu
tentu saja tidak sesuai dengan aturan yang ada mengatur bahwa suatu
rumah harus memiliki suatu lahan yang diperuntukan bagi Ruang Terbuka
Hijau (RTH). Sebagai mahasiswa perencanaan wilayah dan kota, tentu saja
hal tersebut merupakan suatu masalah dan perlu ada suatu solusi guna
mengatasinya.
Sedangkan
di bidang sosial atau dalam bermasyarakat, mahasisawa juga memiliki
peran yang cukup penting. Biasanya para mahasiswa membentuk suatu
kelompok. Kelompok mahasiswa adalah bagian dari unsur masyarakat sipil,
yaitu suatu masyarakat yang melingkupi kehidupan sosial terorganisasi
yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, dan terikat pada tatanan
legal atau seperangkat nilai-nilai bersama yang kemudian melahirkan
suatu gerakan mahasiswa. Mahasiswa sebagai suatu gerakan adalah suatu
kelompok masyarakat yang memiliki karakter kritis, independen, dan
obyektif. Implementasi dari hal ini diwujudkan dalam karakter
gerakannya. Gerakan mahasiswa biasanya dilakoni oleh
organisasi-organisasi kemahasiswaan di tingkatan kampus maupun di luar
kampus sebagai wujud dari peran mahasiswa ditengah masyarakat. Gerakan
mahasiswa memiliki prinsip sebagai gerakan moral yaitu gerakan mahasiswa
dibangun diatas nilai-nilai ketidakadilan atau kesewenang-wenangan
kekuasaan. Sebagai gerakan moral, mahasiswa melakukan kontrol sosial
terhadap pemerintah sebagai upaya artikulasi kepentingan masyarakat atau
sebagai penyambung lidah antara rakyat dengan pemerintah, misalnya
dengan melakukan demonstrasi guna menyampaikan berbagai aspirasi rakyat
kepada pemerintah. Tentu saja dengan demonstrasi yang berjalan tertib
dan aman.
Peran
mahasiswa sangatlah penting dalam mewujudkan Tri Dharma atau Tiga Misi
Perguruan Tinggi tersebut. Pertama, semangat perjuangan pada diri
mahasiswa dibutuhkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, pengetahuan tersebut bukan hanya pengetahuan tentang
akademik dan teknologi melainkan juga pengetahuan di bidang moralitas
dan sosial. Keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kampus dapat
mengembangkan pengetahuan di bidang moralitas dan sosial dimana
perkembangan di bidang ini juga merupakan kekuatan bagi perguruan tinggi
yang ditempatinya untuk terus eksis dalam masyarakat sebagai perguruan
tinggi yang handal. Tantangannya adalah adanya polarisasi antara
kegiatan akademik dan kegiatan organisasi, untuk itu disinilah gelora
perjuangan dari diri mahasiswa benar-benar teruji untuk mewujudkan peran
dalam mewujudkan Tri Darma Perguruan Tingginya.
Gelora
perjuangan dalam diri mahasiswa dibutuhkan untuk menyelaraskan segala
aspek ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan kemajuan zaman yaitu
mengembangkan konsep yang didapatkannya ke arah konsep yang lebih baik
dengan sistematis menggunakan prosedur ilmiah yang biasa disebut dengan
penelitian. Hal ini juga merupakan perwujudan dari kedudukan khasnya
sebagai agent of change. Secara fitrah, masa
muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan
kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda atau
mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok
masyarakat lainya.
Kepekaan
yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan
pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor
penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan.
Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka.
Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan
mahasiswa sekarang ini.
Di mata umat dan masyarakat pada umumnya,
mahasiswa adalah agen perubahan sosial karena mahasiswa selaku insan
akademis, dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga
kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi
nyata terhadap pembangunan negara dan sosial dimasyarakat. Sehingga
sudah menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk
mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan
pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial yang dimiliki mahasiswa
bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan. Mahasiswa
yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar
memikirkan kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam
benaknya tentang arti dari kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu
mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang mampu melihat
permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya.
Sehingga ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi
bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
sumber
http://www.komapo.org
Komentar
Posting Komentar